KONG : SKULL ISLAND (2017)

20170307165056

 

Sutradara : Jordan Vogt-Roberts

Produser : Thomas Tull, Jon Jashni, Mary Parent, Alex Garcia

Penulis Naskah : Derek Connolly, John Gatins, Max Borenstein, Dan Gilroy

Pemain : Tom Hiddleston, Brie Larson, Toby Kebbell, Samuel L. Jackson, John C. Reilly, John Goodman, Thomas Mann, Shea Whigham, John Ortiz, Corey Hawkins, Jason Mitchell, Eugene Cordero

Konsep Cinematic Universe yang diperkenalkan oleh Marvel Studios sepertinya telah merambat ke studio lain, ya Warner Bros lewat Monster Universe yang berisikan semesta monster-monster besar yang dimulai 3 tahun lalu dengan Godzilla (2014) dan dilanjutkan oleh Kong : Skull Island. Dengan pendekatan yang berbeda ketimbang yang diperlihatkan di Godzilla tentunya respon akan berbeda juga, dan beruntungnya Kong : Skull Island masih menjaga kualitasnya dengan baik

Bersetting pada tahun 1973, tim ekspedisi Monarch berencana untuk melakukan ekspedisi alam terhadap suatu pulau misterius yang belum pernah terjamah sebelumnya yang bernama Skull Island. Ekspedisi ini dipimpin oleh Randa selaku pemimpin organisasi Monarch bersama krunya lalu ada tentara militer USA, fotografer perempuan anti perang bernama Mason Weaver dan seorang tentara inggris yang dibebas tugaskan, James Conrad-pun turut dikerahkan untuk sekedar berjaga-jaga terhadap setiap kemungkinan yang akan terjadi. Dan benar saja selepas disambut dengan badai besar ketika akan melewati Skull Island, pesawat yang ditumpangi para tim ekspedisi dihadapkan dengan sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya, yaitu kemunculan tak bersahabat mahluk menyerupai kera raksasa yang dikenal dengan nama Kong yang menyerang tim ekspedisi.

v1.bjsxNTQ5MjQ5O2o7MTcyOTc7MTIwMDsyODY0OzEyMDA

Cara bertutur yang diberikan oleh Jordan Vogt-Roberts di Kong : Skull Island sedari awal memang diniati untuk tampil berbeda dari Godzilla (2014) dari segi penampakan monster-nya, jika film Godzilla hanya menampilkan tampak siluet dari sang monster itu sendiri dari awal sampai pertengahan dan baru muncul penuh diparuh akhir, maka hal sebaliknya-lah yang diperlihatkan oleh Kong : Skull Island. Kemunculan Kong pada pembuka film sudah lebih dari cukup mengisyaratkan kalau sosok Kong tidak akan malu - malu menunjukkan keseluruhan tubuhnya dan menunjukkan kedigdayaannya.

Jika kita membandingkannya lagi dengan filmKing Kong versi Peter Jackson-pun terdapat unsur pembeda yang cukup beda. Tidak hanya masalah ukuran Kong-nya saja yang berbeda, tapi juga lagi-lagi karena pendekatan yang diusung-pun juga beda. Kong : Skull Island lebih menekankan pada unsur action dari Kong sementara kita tahu kalau King Kong versi Peter Jackson mengusung drama emosional. Pendekatan berbeda memang diperlukan dan berkat itulah impresi dapat dibentuk, kita akhirnya melihat bagaimana gambaran real sosok Kong kenapa ia dikenal sebagai raja rimba penjaga Skull Island karena sosoknya yang kuat, bijak, buas, dan pelindung bagi habitat hewan dan masyarakat pedalaman. Alasan klise yang sebenarnya jarang dibahas namun bisa memberikan gambaran mengenai karakter Kong itu sendiri bukan hanya menggambarkannya sebagai hewan primata raksasa yang hanya ditakuti tapi juga terdapat alasan juga sebab-akibat tentang Kong itu sendiri.

Dengan mengambil pendekatan yang lebih menekankan pada unsur action membuat film ini mempunyai banyak momen-momen istimewa yang dapat tercapture dengan baik terutama tatkala berhubungan sosok Kong, mulai dari sequence perjumpaan pertama kali kru ekspedisi dan Kong yang walaupun sudah dapat terjumpai di trailer-nya namun tetap mampu memunculkan ketegangan dan rasa cemas tatkala menjumpai sosok keberadaan Kong dengan tubuhnya mencapai 100 meter lebih itu ditambah dengan sinematografi dengan warna dominan orange senja yang sedikit mengingatkan akan film Apocalypse Now ataupun pertarungan Kong melawan musuh utamanya, Skull Crawler (Kadal raksasa) yang dibuat sangat buas, brutal namun tidak kehilangan sisi funny-nya juga.

v1.bjsxNTQ5MjUxO2o7MTcyOTc7MTIwMDsyODY0OzEyMDA

Otomatis selepas momen yang melibatkan Kong, tentunya scene banyak diisi dengan kondisi para tim ekspedisi untuk how to survive in Skull Island, dan meski minim intensitas tapi setidaknya mampu memperlihatkan betapa indah dan luasnya Skull Island, disisi lain juga memperlihatkan bahwa pulau ini menyimpan banyak hal tersembunyi terkait dengan eksisnya habitat mahluk besar lainnya dan bahaya yang siap menghantui tiap tim ekspedisi saat setiap langkah yang diambil menyimpan bahaya yang bisa menyerang mereka dari tiap sisi manapun.

Jalan cerita Kong : Skull Island termasuk sederhana untuk diikuti berkat naskah ceritanya yang tidak mencoba berbelit - belit dalam bercerita. Plot ceritanya memang sengaja difokuskan untuk menggambarkan tentang mengenai siapa sebenarnya sosok Kong dari penuturan tiap karakter-nya. Dengan durasi film yang nyaris 2 jam, memang agak riskan untuk memfokuskan cerita kepada sosok Kong tapi berkat itupula kita tahu karakter Kong itu seperti apa. Terdapat alasan kenapa Kong menyambut kedatangan tim ekspedisi dengan sebuah serangan darinya sehingga karakter Kong bisa mendapatkan rasa simpati dari penontonnya. Film ini juga berhasil menggambarkan kembali tentang rasa takut yang dialami manusia akan keberadaan suatu hal yang mustahil dan dari rasa takut itulah seharusnya manusia belajar untuk mengendalikannya entah itu berartian positif atau negatif layaknya apa yang diperlihatkan tokoh - tokoh difilm ini tatkala menghadapi Kong.

Fokus cerita yang berpusat pada Kong memang cukup riskan, dan itu benar adanya karena pengembangan dan kedalaman karakternya berlangsung datar alias nihil. Tiap karakter dalam film ini seperti seakan berinteraksi hampa satu sama lain, sehingga tidak tercipta keintiman dalam karakternya, untungnya karakter yang diisi oleh cast - cast kuat macam Tom Hiddleston, Brie Larson, sampai Samuel L. Jackson sedikit bisa memberi nafas lebih didalam karakter yang mereka mainkan.

v1.bjsxNTQ5MjU4O2o7MTcyOTc7MTIwMDsyODY0OzEyMDA

Aspek teknis juga berhasil dimanfaatkan lebih di film ini terutama pada penempatan soundtrack-nya yang mewakili tahun 70-an yang penuh dengan rasa enerjik itu lewat tembang - tembang lawas macam "Time Has Come Today" dari The Chamber Brothers atau "Paranoid"  milik Black Sabbath lalu ada bentangan alam Skull Island yang harus diakui benar - benar memberikan digambarkan baik berkat penggambaran pulau yang kaya akan pemandangan visualisasi dari sinematografi pewarnaan vintage jadul maupun kemunculan pemandangan aurora dimalam hari yang menyiratkan keindahan ditengah - tengah kesunyian pulau yang bisa saja membunuh kita secara perlahan tersebut
Yap, secara keseluruhan Kong : Skull Island adalah sajian blockbuster yang berhasil tampil dengan menawan berkat adegan aksi yang diperlihatkannya, lalu dengan eksplorasi terhadap karakter Kong selaku titular utama serta juga memberikan petualangan yang lumayan seru dengan latar Pulau Tengkorak yang luas itu, namun entah karena diniati sebagai sajian blockbuster semata, film ini melupakan satu hal terpenting yaitu karakter manusia-nya yang seharusnya diberikan pendalaman dan rasa lebih sehingga minim emosi didalam cerita yang disajikannya.

1490404538829

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer